Sebelum tahun 2000-an, buah naga hanya ada di Meksiko, Israel, Australia, dan Vietnam. Meksiko dikenal sebagai negara terbanyak yang mengekspor buah naga. Tiap tahun, negara ini mengekspor tidak kurang dari 140.000 ton buah naga. Thailand dan Vietnam merupakan pemasok buah naga terbesar kedua di dunia. Namun, permintaan yang dapat di penuhi masih kurang dari 50%.
Saat ini, buah naga sudah merambah pasaran di Indonesia. Pasar lokal saat ini masih di banjiri oleh produk buah naga impor. Berdasarkan catatan, buah naga yang masuk ke tanah air dari Thailand dan Vietnam mencapai 200-400 ton per tahun.
Buah naga yang masuk ke Indonesia hampir setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pasar ekspornya juga terbuka luas. Oleh karena itu sejumlah pihak mulai melirik komoditas ini. Apalagi budidayanya cukup mudah dan prospek kedepannya dapat di pastikan cerah.
Bila di lihat dari analisa usaha, berkebun buah naga sebenarnya amat menjanjikan. Bayangkan, 1 hektar lahan dalam 2 tahun dapat memberikan keuntungan bersih Rp 741.000.000,00 atau setahun Rp 370.500.000,00 meskipun modal yang di perlukan juga relatif besar. Namun belum banyaknya informasi yang di terima petani tentang bagaimana cara memperoleh bibit unggul, tata cara pemeliharaan serta kepastian pasar, menyebabkan masih jarang orang yang membudidayakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar